55 MACAM KEDUDUKAN SHALAT

MUQADDIMAH  

Secara etimologi shalat berarti do’a. Secara definitif makna shalat adalah : Berhadapan hati, jiwa dan raga kepada Allah,secara yang mendatangkan rasa takut kepada-Nya atau mendhairkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan perbuatan’ (Hasbi Asy-syidiqi). Shalat merupakan ibadah yang luar biasa agung dan penting bagi setiap muslim, bahkan harus diajarkan kepada mereka sejak kecil. “Perintahkan anak-anakmu untuk melakukan shalat di waktu mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka, jika melalaikan shalat di waktu mereka berumur sepuluh tahun. (HR. Abu Daud). Menjadi pribadi, keluarga bahkan sampai ke anak cucu keturunan yang selalu mendirikan shalat, menjadi do’a dan dambaan para Nabi yang juga harus menjadi cita-cita hidup setiap muslim. Do’a mereka diabadikan dalam Al Quran yang artinya : “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang senantiasa mendirikan salat, Wahai Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)

KEDUDUKAN IBADAH SHALAT :

Berikut kedudukan ibadah shalat:

 

  1. Shalat adalah tiang agama. (HR Tirmidzi). Islam dibangun atas lima pilar; syahadat sebagai pondasi, shalat sebagai tiang (mendirikan shalat berarti menegakkan agamanya dan meninggalkan shalat berarti merubuhkan agamanya), zakat sebagai pintu, puasa sebagai dinding dan haji sebagai atap. Bagi yang belum mampu berhaji, shalat juma’t sebagai atapnya.
  2. Shalat adalah tiang iman (HR. Thabrani). Mendirikan shalat berarti menegakkan imannya dan meninggalkan shalat berarti merubuhkan imannya.
  3. Shalat adalah pemisah atau pembeda antara muslim dan kafir. Barang siapa meninggalkan shalat maka sungguh dia telah kafir. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dll).
  4. Shalat adalah cahaya iman (HR Muslim). Penerang gelapnya hati dan jiwa, laksana pelita yang menerangi hidup seseorang, mampu menerangi jalan, menyampaikan kepada tujuan dan menjadikan jiwa merasa aman dari segala ancaman mara bahaya.
  5. Shalat adalah tolak ukur/barometer keimanan seseorang (lihat tafsir Qs. An Nisa : 142 dan At Taubat : 18). Menunda-nunda shalat pertanda orang munafiq/imannya lemah dan menyegerakan shalat pertanda imannya kuat.
  6. Shalat adalah tolak ukur/barometer mulia-hinanya seseorang di sisi Allah SWT. Orang yang memelihara shalat 5 waktu akan ditinggikan derajat kemuliaannya dan yang meninggalkannya akan mati dalam keadaan hina (Kitab Al Irsyad : 12).
  7. Shalat adalah falsafah pembentukan pemerintahan Islam. Imam/pemimpin harus cerdas, bersih, jujur dan tanggung jawab, sedangkan ma’mum harus taat kepada imam, tetapi bila imam salah hendaklah ditegur, mengundurkan diri atau diganti.
  8. Shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah SAW ketika beliau menghembuskan nafas terakhir (HR Abu Daud dll).
  9. Shalat merupakan pembaharuan syahadat dan iman kepada Allah SWT (At Tamimi). Karena itu syahadat wajib diucapkan sembilan kali sehari-semalam.
  10. Shalat adalah ruh segala amal, seperti ruh/nyawa bagi setiap makhluq hidup. Orang tidak shalat iman dan jiwanya akan mati, sulit menerima nasihat dan kebenaran (Shalat Para Wali : Habib Hasan Bin Syekh Al Jufri).
  11. Shalat seperti kepala bagi tubuh, tidak ada kehidupan tanpa kepala dan tidak ada iman tanpa shalat (An Nasha-ihuddiniyah : 24).
  12. Shalat sebagai ibadah paling tinggi derajatnya. Ibadah Wajib yang perintahnya langsung diterima dari Allah SWT tanpa perantaraan Malaikat Jibril. “Allah SWT mewajibkan lima puluh shalat atas umatku pada malam isra, lalu aku terus meminta pertimbangan dan memohon keringanan-Nya sehingga Allah SWT menjadikannya lima waktu dalam sehari semalam.”(HR. Bukhari – Muslim).
  13. Shalat adalah pokok/penampung amal. Ketika Malaikat Jibril turun dan berjumpa dengan Rasulullah SAW, ia berkata, “Wahai Muhammad Rasulullah, Allah SWT tidak akan menerima puasa, zakat, haji, sedekah, dan amal saleh seseorang yang meninggalkan shalat”. (HR, Ibnu Majah). “Tidak ada bagian (pahala apapun) dalam Islam bagi orang yang tidak mengerjakan shalat, dan tidak ada shalat bagi orang yang tidak berwudhu.” (HR. Malik).
  14. Amal yang paling utama setelah syahadatain. Abdullah bin Mas’ud RA. berkata ; “Saya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, amal apakah yang paling utama? Beliau menjawab ; shalat tepat pada waktunya. Saya bertanya lagi, kemudian amal apa? Beliau menjawab; berbuat baik terhadap kedua orang tua. Saya bertanya lagi, berikutnya amal apa? Beliau menjawab, berperang membela agama Allah SWT. Maka tidaklah saya melanjutkan pertanyaan kecuali untuk menjaga hal tersebut.” (HR. Muslim).
  15. Amalan yang pertama kali diwajibkan (HR. Hakim)
  16. Amalan yang pertama kali pahalanya diangkat ke langit (HR. Hakim)
  17. Amalan yang apabila dilakukan bersama-sama (berjamaah) berpahala 27 derajat. “Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian.” (HR. Bukhari – Muslim)
  18. Amalan yang pertama kali ditanyakan dan dihisab pada hari kiamat. ”Amalan yang pertama dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat ialah shalat. Jika shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya, dan jika jelek shalatnya maka jeleklah seluruh amalnya” (HR. Thabrani)
  19. Ibadah wajib yang harus sudah diajarkan semenjak kecil. “Perintahkanlah anak-anakmu shalat di usia tujuh tahun, pukullah mereka manakala tidak shalat ketika berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka (sejak itu).” (HR. Abu Daud dan Turmudzi).
  20. Induk semua ibadah. Penentu bagi ditertima-tidaknya ibadah yang lain (HR Ahmad). Pahala shalat ibarat angka 1 (satu), sedangkan pahala amal lain minimal kelipatan sepuluh. Kelipatan sepuluh dilambangkan 0/nol (lihat Qs. Al An’am : 160). Jadi bila seseorang shalat, baginya angka 1, sekali sodaqah berarti 10, dua kali sadaqah berarti 100, ditambah membaca satu huruf Al Quran berarti menjadi 1000 dan seterusnya. Bila meninggalkan shalat sama saja dengan menghilangkan angka satunya. Berarti nilai ibadah tadi menjadi 000 (tidak ada gunanya/hapus pahalanya).
  21. Ibadah paling mulia. Allah SWT melarang seseorang mendirikan shalat sampai ia sadar (tidak mabuk), mencuci anggota wudhunya, memperhatikan kebersihan atau kesucian badannya, pakaian dan tempat shalatnya dari kotoran dan najis. Bila tidak ada air atau bila udzur (berhalangan), maka ia dapat menggantinya dengan tayamum. (lihat Qs. An Nisa : 43 dan Al Maidah : 6).
  22. Shalat adalah pemelihara agama. Dengan mendirikan shalat, berarti telah turut memelihara agama Islam, karena shalat adalah ibadah terakhir yang dicabut dari agama. “Sungguh, ikatan Islam akan tercabut unsur demi unsur, setiap kali tercabut satu unsur Islam, maka manusia bergantung pada unsur yang berikutnya. Yang pertama kali tercabut adalah hukum Islam dan yang terakhir adalah shalat” ( HR Ahmad, Ibnu Hibban, dan Hakim).
  23. Lebih berharga dibandingkan jiwa, keluarga, harta dan dunia dengan segala isinya. “Barangsiapa terlepas satu shalatnya, seolah-olah ia telah kehilangan seluruh keluarga dan hartanya. ”(Ibnu Hibban). 2 rakaat shalat fajar lebih berharga dibandingkan dunia dan seluruh isinya (HR Muslim).
  24. Shalat adalah dzikir (mengingat Allah SWT) yang paling agung karena seluruh bentuk zikir ada di dalam shalat. “Dan sesungguhnya mengingat Allah SWT (shalat) adalah lebih besar (keutamannya dari pada ibadah-ibadah yang lain).” (Q.S Al-‘Ankabut:45).
  25. Pintu kebahagiaan dunia. Shalat adalah penyebab keridhaan Allah, dicintai malaikat, sunnah para nabi, menghasilkan nur ma’rifatullah, menyebabkan doa terkabul, memberkahkan rezeki, akar keimanan, menyehatkan badan, dan senjata melawan musuh (Fadla-ilul a’mal, Muhammad Zakaria : 123, lihat Q.S Al-Mukminun : 1-2).
  26. Pintu keberuntungan akhirat. Pembela bagi pelakunya, cahaya dalam kubur, melapangkan hati, penolong dalam menjawab pertanyaan Munkar Nakir pelindung dari panas matahari pada hari Hisab, cahaya dalam kegelapan, perisai dari api neraka, memberatkan amal saat ditimbang, mempercepat saat melewati shirat, dan shalat adalah kunci surga,” (Fadla-ilul a’mal, Muhammad Zakaria : 123, lihat Q.S Al-Mukminun : 1-2).
  27. Ibadah shalat dapat menghitamkan atau menghanguskan wajah syetan (Kitab : Jami’ush-shaghir).
  28. Orang yang memelihara shalat 5 waktu akan menerima buku catatan amalnya dari sebelah kanan (ahli kebaikan). (Al Irsyad : 12).
  29. Ibadah shalat adalah jihad paling utama (Kitab Al Irsyad : 12)
  30. Shalat merupakan kewajiban mutlak dalam segala hal. Shalat tidak bisa digantikan dengan apapun selama seseorang masih memiliki ingatan yang normal. Dalam berpuasa ada qadla dan fidyah, dalam zakat ada orang-orang yang diperbolehkan tidak mengeluarkan zakat bahkan malah menerima zakat, namun dalam hal ibadah shalat Allah SWT tidak memberikan celah tawar menawar sehingga mutlak harus dilakukan dalam keadaan apapun. “Sholatlah dengan berdiri, apabila tidak mampu maka duduklah dan bila tidak mampu juga maka berbaringlah, (ruku’, sujud dan lain-lainnya dilakukan dengan isyarat)”. (HR Bukhari).
  31. Orang yang memelihara shalat 5 waktu akan diangkat kesulitan hidupnya. Sahabat r.a. berkata, “Jika keluarga Rasulullah saw. mengalami kesulitan, beliau akan menyuruh mereka untuk mendirikan shalat sambil membaca ayat ayat : “Suruhlah keluargamu (umatmu) untuk shalat dan bersabarlah atasnya, Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu, dan akibat yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa (Q.s. Thaha: 132). (Fadla-ilul a’mal, Muhammad Zakaria : 123).
  32. Orang yang memelihara shalat 5 waktu akan masuk surga tanpa dihisab (Kitab Al Irsyad : 12) dan merupakan pewaris surga Firdaus. “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman… dan orang-orang yang memelihara shalatnya mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Mu’minun : 1-11)
  33. Bumi bangga menjadi tempat shalat (Fadla-ilul a’mal, Muhammad Zakaria : 108).
  34. Ibadah shalat mencegah perbuatan keji dan munkar. (Q.S Al-‘Ankabut : 45). Bila seseorang sangat sulit untuk meninggal-kan kebiasaan buruknya, mulailah dengan mendirikan shalat 5 waktu, maka dengan izin Allah, kebiasaan buruknya itu akan mudah ditinggalkannya untuk selama-lamanya.
  35. Shalat adalah penghubung atau media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sedekat-dekatnya. “Sedekat-dekatnya seorang hamba kepada Allah yaitu di saat sedang sujud (dalam shalat). Karena itu perbanyaklah do’a di dalam sujud (terutama sujud terakhir)”. (HR Muslim).
  36. Shalat adalah media untuk memohon pertolongan Allah SWT yang paling istimewa. “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah SWT) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”. (Qs. Al Baqarah : 45).
  37. Shalat adalah tempat berlindung bagi seluruh orang yang tidak memiliki tempat perlindungan. Kapan pun manusia merasa tidak memiliki tempat perlindungan maka hendaknya dia menunaikan shalat.
  38. Shalat adalah tanda nyata bahwa seseorang terbebas dari sifat munafik (lihat tafsir Qs. An Nisa : 142).
  39. Shalat merupakan ibadah yang menyehatkan. Penyembuh berbagai penyakit, penyegar jiwa dan pembangkit semangat (Ibnu Qayyim dalam Tafsir Ibnu Kastir).
  40. Shalat adalah ibadah lambang ketaatan kepada Allah SWT dan rasul-Nya. “Shalatlah engkau sebagaimana aku shalat”. (HR Bukhari-Muslim).
  41. Shalat adalah ibadah penyerahan diri secara total kepada Allah SWT (do’a iftitah, lihat Qs. Al An’am : 162). Letakkan ka’bah di antara dua mata, jembatan shirathal mustaqim (yang membentang di atas api neraka) di telapak kaki, surga di sebelah kanan, neraka di sebelah kiri, Rakib-Atid di arah atas, Ijrail pencabut nyawa di belakang dan anggaplah bahwa shalat ini adalah shalat yang terakhir dilakukan olehmu sebelum mati. (Bihar Al-Anwar, 69 : 408).
  42. Shalat adalah ibadah paling teratur (lihat tafsir Qs. An Nisa : 103). “Karena Allah SWT mengetahui bahwa engkau mudah jemu, maka Dia membuat bermacam-macam cara taat untukmu dan karena Allah SWT mengetahui bahwa engkau pun rakus, maka Dia membatasinya pada waktu-waktu tertentu agar perhatianmu tertuju pada kesempurnaan shalat, bukan pada adanya shalat karena tidak semua yang shalat dapat menyempurnakannya.” (Ibnu Athaillah)
  43. Ibadah paling sakral/suci karena harus suci ; badan, tempat dan pakaian, menutup aurat, menghadap kiblat, masuk waktu, tahu ilmunya dan menghindari yang membatalkannya
  44. Shalat merupakan pelipur lara. “Kujadikan shalat sebagai penyenang hatiku”. (HR Nasa-i). Shalat menjadi suatu hiburan terindah, kesenangan dan penyejuk jiwa bagi Rasulullah SAW, para sahabat dan orang-orang yang bertaqwa.
  45. Shalat merupakan peribadatan atau penyembahan yang paling lengkap karena segala bentuk ibadah dan zikir para malaikat ada dalam shalat. Malaikat ada yang selalu berbaris, bertasbih, bertahmid dan lain-lain (lihat tafsir Qs. Ash Shaafaat : 165-166 dan Al Baqarah : 30).
  46. Shalat adalah bentuk do’a paling lengkap. Berbagai permintaan ada di dalam shalat, do’a minta petunjuk dan taufik, do’a minta ampun, do’a minta ditinggikan derajat dan lain-lain.
  47. Shalat adalah asasul Islam (landasan/intisari) ajaran Islam (HR Turmudzi). Di dalamnya ada aqidah, ibadah, thaharah, ada masyarakat, perpaduan, disiplin, pemimpin, yang dipimpin (politik), pendidikan, syari’at, tasawuf, akhlak, kebudayaan, ekonomi, psikologi dan lain-lain. Artinya shalat menggambarkan keseluruhan ajaran Islam secara global.
  48. Shalat merupakan Mi’raj orang mukmin (lihat HR Ahmad), karena perintah shalat diterima Rasulullah SAW saat mi’raj menghadap Allah SWT. Orang yang sedang shalat harus seperti sedang mi’raj yaitu merasa sedang berhadapan dan berdialog langsung dengan Allah SWT (tasyahud). Karena itu, suci dari hadats dan najis, sopan menutup aurat, khusyu dan tawadlu (makna Ihsan) (lihat bahasan Hadits tentang Mi’raj : Yusuf Qardhawi).
  49. Shalat merupakan simbol berdirinya manusia di padang Mahsyar saat menghadap dan menunggu perintah atau keputusan Allah SWT.
  50. Pembaharuan kembali sumpah setia yang telah diikrarkan di alam ruh bahwa : “Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Qs. Al An’am : 162).
  51. Shalat adalah wujud nyata keimanan. Dalam shalat terkandung rukun iman yang enam ; tiada tuhan selain Allah SWT, meyakinkan shalatnya dicatat malaikat Allah SWT, membaca surat Al-Fatihah yang dikenal dengan ”Ummul Kitab” atau induknya kitab Allah SWT, bershalawat kepada rasul-rasul terutama Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim AS, memohon perlindungan dari azab kubur dan azab neraka, serta yakin dan percaya bahwa yang menentukan taqdir kita ialah Allah SWT bukan syaitan, jin, gunung, jimat dan lain-lainnya.
  52. Shalat merupakan pembersihan jiwa dan dosa. ”Shalat lima waktu, jum’at ke jum’at, Ramadhan ke Ramadhan, menutupi dosa-dosa yang dilakukan di antara (waktu-waktu tersebut) asal menjauhi dosa-dosa besar.” (HR Muslim).
  53. Shalat merupakan penjaga darah dan harta seseorang. ”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan laa ilaaha illAllah SWT, menegakkan shalat, dan membayar zakat. Apabila mereka telah melakukan semua itu, berarti mereka telah memelihara harta dan jiwanya dariku kecuali ada alasan yang hak menurut Islam (bagiku untuk memerangi mereka) dan kelak perhitungannya terserah kepada Allah SWT” (HR Bukhari – Muslim).
  54. Ciri seorang muslim yang beriman dan bertaqwa. “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS. Al Baqarah: 2-3).
  55. Shalat adalah pengakuan lahir dan batin atas kemuliaan Allah, tanda ke-tawadluan hamba dan penghapus sifat sombong. Secara lahir kita bersujud tersungkur dengan posisi wajah sejajar dengan bumi tempat berpijak dan pinggul lebih tinggi dari pada kepala, dan secara batin kita mengucap takbir mengakui Allah-lah yang Maha Besar, tahmid mengakui Allah-lah yang Maha Terpuji dan tasbih mengakui Allah-lah yang Maha Suci dan Maha Tinggi.

Wallahu a’lam

Similar Posts